• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Bali Dulu & Kini: Awal Mula Wisata, Turis Asing, dan Kontroversi

img

Promovision.org Hai selamat membaca informasi terbaru. Sekarang mari kita bahas Awal Mula Wisata, Turis Asing, Kontroversi yang lagi ramai dibicarakan. Ulasan Mendetail Mengenai Awal Mula Wisata, Turis Asing, Kontroversi Bali Dulu Kini Awal Mula Wisata Turis Asing dan Kontroversi Tetap fokus dan ikuti pembahasan sampe selesai.

Bali, sang Pulau Dewata, telah lama menjadi magnet bagi wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan bahwa hingga Oktober 2024, Bali telah dikunjungi oleh 4,8 juta wisatawan mancanegara.

Namun, jauh sebelum era modern ini, jejak pariwisata Bali telah terukir sejak abad ke-16. Penjelajah Belanda, Cornelis de Houtman, mencatat kontak pertama dengan warga Bali pada 25 Januari 1597. Ekspedisinya membuka mata dunia akan keindahan pulau ini, meskipun pada awalnya, akses ke Bali terbilang sulit karena minimnya akomodasi dan jalur pelayaran langsung.

Pada dekade 1920-an, industri pariwisata Bali mulai menggeliat. Pemerintah kolonial Hindia Belanda melihat potensi besar dalam mempromosikan Bali sebagai destinasi wisata. Sejarawan Frances Gouda dalam Dutch Culture Overseas (2008) mengungkapkan bahwa pemerintah kolonial berambisi menjadikan Bali sebagai Museum Hidup, sebuah panggung terbuka untuk menghibur wisatawan asing.

Promosi besar-besaran dilakukan melalui berbagai cara, termasuk kongres internasional, pameran, foto, film, dan lukisan. Keindahan alam dan kesenian Bali dipublikasikan secara luas di koran, poster, dan media lainnya. Achmad Sunjayadi dalam Pariwisata di Hindia Belanda (2019) mencatat bahwa jalur pelayaran langsung dan hotel pertama, Hotel Bali, dibuka untuk mengatasi masalah akomodasi.

Namun, perkembangan pariwisata ini tidak tanpa konsekuensi. Pemerintah kolonial dituduh menjual Bali dan menyebabkan perubahan kebudayaan. Salah satu contohnya adalah ritual Ngaben, upacara kremasi jenazah, yang dieksploitasi sebagai tontonan untuk mendatangkan keuntungan finansial. Gouda menambahkan bahwa narasi tentang karakter Bali, sistem demokrasi desa kuno, dan integrasi seni serta agama yang harmonis diciptakan untuk menarik wisatawan Barat.

Meskipun kritikan bermunculan, pemerintah kolonial tetap fokus pada keuntungan ekonomi. Kini, Bali terus menjadi destinasi wisata populer, namun permasalahan terkait kerusakan budaya dan eksploitasi sumber daya tetap menjadi tantangan yang perlu diatasi. Pariwisata Bali modern, meskipun memberikan pendapatan yang signifikan, juga membawa serta tanggung jawab untuk menjaga kelestarian budaya dan lingkungan pulau ini.

Sejarah Pariwisata Bali:

PeriodeKejadian Penting
Abad ke-16Kontak pertama dengan Cornelis de Houtman
Dekade 1920-anPerkembangan industri pariwisata
Masa KolonialPromosi besar-besaran dan eksploitasi budaya

Itulah informasi komprehensif seputar bali dulu kini awal mula wisata turis asing dan kontroversi yang saya sajikan dalam awal mula wisata, turis asing, kontroversi Saya harap Anda menikmati membaca artikel ini ciptakan lingkungan positif dan jaga kesehatan otak. Mari berbagi kebaikan dengan membagikan ini. Terima kasih atas perhatian Anda

Special Ads
© Copyright 2024 - promovision.org
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads