• Default Language
  • Arabic
  • Basque
  • Bengali
  • Bulgaria
  • Catalan
  • Croatian
  • Czech
  • Chinese
  • Danish
  • Dutch
  • English (UK)
  • English (US)
  • Estonian
  • Filipino
  • Finnish
  • French
  • German
  • Greek
  • Hindi
  • Hungarian
  • Icelandic
  • Indonesian
  • Italian
  • Japanese
  • Kannada
  • Korean
  • Latvian
  • Lithuanian
  • Malay
  • Norwegian
  • Polish
  • Portugal
  • Romanian
  • Russian
  • Serbian
  • Taiwan
  • Slovak
  • Slovenian
  • liish
  • Swahili
  • Swedish
  • Tamil
  • Thailand
  • Ukrainian
  • Urdu
  • Vietnamese
  • Welsh
Hari

Your cart

Price
SUBTOTAL:
Rp.0

Pajak Mengamuk di Ranah Minang, Rakyat Siap Berperang!

img

Promovision.org Hai semoga hatimu selalu tenang. Disini mari kita bahas keunikan dari Pajak, Politik yang sedang populer. Konten Yang Menarik Tentang Pajak, Politik Pajak Mengamuk di Ranah Minang Rakyat Siap Berperang Jangan diskip ikuti terus sampai akhir pembahasan.

    Table of Contents

Pada tahun 1908, pemerintah Hindia Belanda membuat keputusan kontroversial yang memicu pemberontakan di Minangkabau (Sumatera Barat). Keputusan tersebut melanggar perjanjian Plakat Panjang 1833, yang menyatakan bahwa pemerintah tidak akan mengenakan pajak langsung kepada rakyat Minang.

Rakyat Minang yang marah mengobarkan perang melawan pemerintah dengan senjata tajam. Pemerintah Hindia Belanda merespons dengan mengerahkan ratusan tentara bersenjata modern ke wilayah tersebut.

Pemberontakan, yang dikenal sebagai Perang Kamang, akhirnya dimenangkan oleh pemerintah Hindia Belanda. Namun, kemenangan ini menjadi bom waktu bagi pemerintah, karena kenormalan yang terjadi hanyalah sementara.

Awalnya, pemerintah Hindia Belanda memperoleh anggaran dari budidaya kopi di Sumatera. Namun, ketika harga kopi jatuh, pemerintah memutuskan untuk menaikkan pajak kepada individu untuk menambal anggaran yang kosong.

Rakyat Minang memandang keputusan ini sebagai pengkhianatan janji. Mereka meminta pemerintah menarik kembali keputusannya, tetapi pemerintah bergeming dan malah menangkap beberapa tokoh adat.

Gerakan protes awalnya dilakukan oleh para petani, tetapi kemudian menyebar ke seluruh wilayah Minangkabau. Pemerintah Hindia Belanda berhasil meredam protes ini, tetapi ketegangan tetap ada.

Peristiwa ini menjadi bukti sejarah bahwa penindasan dan ketidakadilan dapat memicu perlawanan rakyat. Pemerintah harus selalu menjunjung tinggi perjanjian dan mendengarkan aspirasi rakyatnya.

Terima kasih atas perhatian Anda terhadap pajak mengamuk di ranah minang rakyat siap berperang dalam pajak, politik ini hingga selesai Saya berharap Anda terinspirasi oleh artikel ini selalu berpikir solusi dan rawat kesehatan mental. Sebarkan kebaikan dengan membagikan ke orang lain. lihat konten lain di bawah ini.

Special Ads
© Copyright 2024 - promovision.org
Added Successfully

Type above and press Enter to search.

Close Ads